Jumat, 20 Agustus 2010

SIFAT- SIFAT TERPUJI

Muqaddimah
Sebagai seorang pelajar muslim, kamu pasti harus memiliki kepribadian yang lslami. Bagaimanakah sesungguhnya kepribadian yang lslami tersebut? Yaitu kepribadian yang mempunyai cerminan akhlaqul karimah atau akhlak yang terpuji. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas tentang perilaku terpuji antara lain sikap husnuzzan kepada Allah swt., gigih, berinisiatif rela berkorban,dan sikap yang benar terhadap makhiuk hidup selain manusia. Nah, siapkah kalian untuk memulainya?

KOMPETENSI DASAR
Terbiasa berperilaku dengan sifat-sifat terpuji.

INDIKATOR
 Siswa dapat menjelaskan pengertian husnuzzan kepada Allah.
 Siswa dapat menunjukkan sikap baik sangka kepada Allah.
 Siswa dapat menunjukkan perilaku gigih. Siswa dapat menunjukkan perilaku berinisiatif. Siswa dapat menunjukkan rela berkorban.
 Siswa dapat mendiskusikan manfaat sikap gigih, berinisiatif, dan rela berkorban.
 Siswa dapat menunjukkan sikap terpuji terhadap tumbuh- tumbuhan.
 Siswa dapat menunjukkan sikap terpuji terhadap binatang.
 Siswa dapat menunjukkan sikap terpuji terhadap lingkungan alam.
 Siswa dapat menunjukkan sikap terpuji terhadap makhluk gaib.

ADAB

1. Bacalah Al Quran (5-10menit) sebelum memulai pembahasan!
2. Awali pelajaran dengan membaca doa belajar!
3. Belajarlah dengan sungguh- sungguh dan hormatilah guru dan temanmu!
4. Terapkanlah sifat terpuji yang telah kamu pelajari ini di dalam kehidupan sehari-hari!
5. Selesai belajar ucapkanlah doa agar ilmu yang kamu dapatkan menjadi berkah!

Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari- hari disebut akhlaqul karimah atau akhlaqul mahmudah. Acuannya adalah Al Quran dan hadis serta berlaku universal. Akhlaqul karimah atau sifat-sifat terpuji ini banyak macamnya, di antaranya adalah husnuzzan yang pengertiannya adalah sebagai berikut.

A. Husnuzzan kepada Allah
Kata husnuzzan berarti berprasangka baik atau disebut juga positive thinking. Lawan dari kata ini adalah su'uzzan yang artinya berprasangka buruk atau disebut juga negative thinking.
Allah swt. menciptakan alam semesta seperti bumi, langit, laut, dan segala isinya menjadi bukti dan wujud kekuasaan Allah sebagai rahmat bagi makhluk hidup khususnya manusia. Rahmat adalah karunia yang dapat mendatangkan manfaat dan nikmat. Manusia akan mendapat rahmat dan nikmat dari bumi, laut, langit, dan segala isinya apabila manusia mau berusaha untuk memanfaatkan serta menggali manfaat-manfaat tersebut. Allah swt. tidak membeda-bedakan manusiia, baik warna kulit maupun suku atau bangsa sehingga siapa pun akan memperoleh manfaat tersebut bila mau berusaha.
Perhatikan firman Allah swt. Surah Al Jasiyah Ayat 12-13.

Artinya :
Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan Mudah-mudahan kamu bersyukur.
Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.

Ketidakberuntungan sebagian manusia dalam memperoleh rahmat atau karunia Allah bukan karena Allah benci terhadapnya, melainkan kualitas atau kemampuan untuk memperoleh karunia Allah SWT belum dilakukan secara maksimal sehingga sikap sabar, berdoa serta tawakal wajib dilakukan. Berdosa hukumnya jika kita berprasangka buruk terhadap Allah swt.
Manusia wajib berusaha dan berikhtiar untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan masing- masing. Hanya manusia yang mau berusaha, bekerja keras, dan sungguh-sungguh yang akan meraih prestasi, baik kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat. Hal itu telah diisyaratkan Allah SWT dalam Al Quran QS. An Najm :39 berbunyi sebagai berikut.

Artinya :
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah diusahakannya,

Manusia harus berpikir positif dan menganggap bahwa semua kejadian ada manfaatnya dan tidak ada yang sia-sia (keterangan lebih lanjut lihat QS Ali Imran: 190-191, QS Yusuf: 111 QS Taha: 54, dan QS Ar Ra'd: 3-4)
Hikmah dari sifat husnuzzan antara lain adalah sebagai berikut.
1. Hidup menjadi tenang, tenteram, dan damai.
2. Hati menjadi bersih dan terhindar dari penyakit hati.
3. Menumbuhkan sikap tulus.
4. Tidak menimbulkan perselisihan atau perpecahan.
5. Mengingatkan manusia agar selalu berintrospeksi.
6. Dapat memacu semangat untuk lebih kreatif.
7. Menumbuhkan rasa optimis dan tidak berputus asa.
8. Menambah keyakinan bahwa apa yang difirmankan Allah itu benar.
9. Senantiasa bersyukur atas segala rezeki sekecil apa pun.

B. Gigih dan Optimis
Sikap gigih atau kerja keras serta optimis termasuk di antara akhlak mulia yakni percaya akan hasil positif dalam segala usaha. Rasa yakin ini akan menimbulkan sugesti, percaya diri, dan makin besarnya harapan. Besar harapan tersebut membawa manusia pada sikap lapang dada dan lebih giat lagi berusaha. Oleh karena itu, manusia harus optimis dan tidak boleh pesimis.

Perhatikan firman Allah swt Surah Ar Ra'du Ayat 11 berikut.

Artinya :
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Firman Allah swt. yang lain.

Artinya :
Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".

Hadist qudsi menyatakan sebagai berikut :


Artinya:
"Aku selalu menurutkan sangkaan hamba-Ku terhadap diriKu, jika ia baik sangka kepada-Ku, maka ia dapat dari apa yang ia sangka. Dan jika ia buruk sangka kepada-Ku, maka ia mendapat apa yang ia sangka pada-Ku."
(HR At Tabrani dan Ibn Hibban).

Manusia sebagai makhluk yang bersifat individu dan sosial selalu mempunyai keinginan untuk meningkatkan kemajuan prestasi serta taraf hidupnya. Kebutuhan- kebutuhan hidupnya selalu ingin dipenuhi dengan berbagai macam cara. Agar keinginan tersebut dapat tercapai sehingga mendapatkan rezeki yang halal dan tayyib (baik). Caranya telah diisyaratkan dalam firman-Nya berbunyi sebagai berikut.
QS Al Jumuah: 10

Artinya :
Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

Dalam ayat lain Allah menjelaskan sebagai berikut.
QS Al Insyirah: 7
   
Artinya :
Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain

C. Berinisiatif
Berinisiatif merupakan perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti mampu berprakarsa melakukan kegiatan
yang positif serta menghindarkan sikap terburu- buru bertindak dalam situasi sulit, bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah, dan selalu menggunakan nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi guna kepentingan masyarakat.

Upaya untuk menumbuhkan jiwa inisiatif agar mampu bersikap mandiri dapat ditempuh melalui beberapa cara sebagai berikut.
1. Beramal atau bekerja sesuai keadaan, tabiat, bakat masing- masing atau syaqilah (lihat Surah Al Isra Ayat 84).
2. Tidak ikut- ikutan tanpa dasar, tanpa ilmu pengetahuan, atau taqlid (lihat Surah Al Isra Ayat 36)
3. Bekerja keras secara sungguh- sungguh (berjihad) sehingga Allah memberi petunjuk atau jalan kemudahan untuk mencapai cita- cita dan rida Allah. (lihat Surah An Nisa Ayat 100).
4. Senantiasa menggunakan akal (lihat Surah Yunus Ayat 100), dan memperbaiki nafs (jiwa/ diri) agar selalu memiliki sifat kebiasaan (watak) dan perilaku ke arah yang lebih baik sehingga Allah swt. berkenan mengubah nasib (lihat Surah Ar Radu Ayat 11 dan Surah Al Anfal Ayat 53).
5. Berusaha menjadi pionir dan kreatif mencari ide atau cara- cara baru dengan melakukan terobosan- terobosan yang efektif dan efisien.

Ta’aruf
Kegemaran Nabi Muhammad saw. adalah membantu penduduk Mekah dalam memecahkan perselisihan di antara mereka. Ketika Kakbah dibangun kembali (setelah runtuh) semua suku di Mekah turut serta bekerja membangunnya. Akan tetapi, terjadi perselisihan hebat sewaktu menempatkan Hajar Aswad di antara para pemimpin suku. Semuanya merasa paling berhak dan paling terhormat untuk mengembalikan ke tempat semula. Setelah bermusyawarah, mereka memilih Muhammad yang masih muda pada saat itu untuk menjadi hakim/ penengah dan menentukan keputusannya.
Keputusan yang diambil Muhammad tidak mengurangi kehormatan salah satu suku pun. Beliau membentangkan selembar kain putih di tanah, meletakkan Hajar Aswad di tengah kain tersebut, lalu meminta masing¬- masing pemimpin suku untuk memegang ujung kain tersebut dan mengangkat Hajar Aswad itu ke tempatnya, lalu Muhammad meletakkan batu itu sebagaimana semula. Semua itu merupakan integritas kejujuran dan kebijaksanaan yang membuat Muhammad memperoleh gelar Al Amin (yang dapat dipercaya).

D. Rela Berkorban
Allah swt telah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa yang hidup tersebar di muka bumi agar mereka saling mengenal.
Firman Allah swt. Surah Al Hujurat Ayat 13.

Artinya :
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Setiap manusia tentu memiliki perbedaan, baik secara fisik maupun mental (kebudayaan). Perbedaan- perbedaan tersebut bukan untuk dipertentangkan, tetapi harus dipahami sebagai finatullah. Perbedaan tersebut tidak mungkin dapat dihilangkan. Oleh karena itu, kita harus menghargainya sebagai dasar saling kerja sama dalam mencapai tujuan hidup manusia yakni kemakmuran dan kebahagiaan, kedamaian, serta keselamatan dunia dan akhirat sehingga kita perlu saling tolong menolong dan rela berkorban yang semuanya mempunyai keterkaitan di dalamnya. Rela berkorban harus memiliki tujuan yakni untuk membantu atau menolong orang lain yang sedang berada dalam kesulitan.

E. Sikap Terpuii terhadap Mahkluk Hidup Selain Manusia
Agama Islam adalah rahmat Allah untuk semesta alam yang artinya rahmat tersebut bukan hanya untuk manusia saja tetapi juga untuk makhluk hidup selain manusia yaitu alam dan lingkungan hidup. Sikap muslim yang benar terhadap makhluk hidup selain manusia, antara lain sebagai berikut.

1. Akhlak terhadap lingkungan hidup
Berakhlak kepada lingkungan hidup adalah menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam sekitar. Memakmurkan alam adalah mengolah sumber daya yang berada di alam sehingga dapat memberi manfaat bagi kesejahteraan manusia tanpa merugikan alam itu sendiri. Allah menyediakan bumi yang subur ini untuk diolah oleh manusia dengan kerja keras dan dipelihara sehingga mampu melahirkan nilai yang tinggi
Kekayaan alam yang berlimpah disediakan oleh Allah untuk digunakan oleh manusia dengan cara mengambil dan memberi manfaat, baik dari dan kepada alam serta melarang segala bentuk perbuatan yang merusaknya.
Alam dan lingkungan yang terkelola dengan baik dapat memberi manfaat yang berlipat-lipat. Sebaliknya, alam yang dibiarkan atau hanya diambil manfaatnya akan mendatangkan malapetaka bagi manusia. Kita dapat menyaksikan dengan jelas bagaimana akibat yang ditimbulkan oleh akhlak yang buruk terhadap lingkungan seperti hutan yang dieksploitasi tanpa batas sehingga melahirkan malapetaka kebakaran hutan yang menghancurkan tanaman hutan dan habitat hewan- hewannya.
Eksploitasi kekayaan laut tanpa memperhitungkan kelestarian ekologi laut telah menimbulkan kerusakan hebat,baik habitat hewan maupun tumbuh- tumbuhan. Sayangnya, semua itu dilakukan semata-mata untuk mengejar keuntungan ekonomi yang bersifat sementara, namun akibatnya mendatangkan kerusakan alam yang parah dan tidak bisa direhabilitasi dalam waktu puluhan bahkan ratusan tahun.
Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan daratan terjadi akibat manusia tidak menyadari sifatnya yang sombong, egois, rakus, dan angkuh yang merupakan bentuk akhlak terhadap lingkungan yang sangat buruk dan tidak terpuji. Padahal tujuan diangkatnya manusia sebagai khalifah di muka bumi yaitu sebagai wakil Allah yang seharusnya bertugas memakmurkan, dan melestarikan alam.
Perhatikan firman Allah swt. dalam Surah Ar Rum Ayat 41.

Artinya :
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

2. Akhlak terhadap Tumbuh- tumbuhan
Di antara anugerah Allah kepada manusia adalah diciptakan -Nya tumbuh- tumbuhan. Sebagian besar makanan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan. Demikian pula makanan binatang- binatang ternak, sebagian besar adalah tumbuh- tumbuhan yang bermacam-macam jenisnya.
Perhatikan firman Allah Surah Taha Ayat 53.

Artinya :
Yang Telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang Telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.

Manusia perlu menyayangi tumbuh- tumbuhan karena sebagian dari pemenuhan keperluan hidup manusia itu berasal dari tumbuh-tumbuhan, baik tumbuh- tumbuhan yang dapat dimakan, seperti daunnya, maupun tumbuh- tumbuhan yang batang atau bunganya dapat diambil manfaatnya dan berfungsi membersihkan udara. Semuanya perlu diberi air sesuai dengan kebutuhannya.

Tumbuhan yang ditanam di sawah dan ladang perlu disiangi agar pertumbuhannya dan perkembangannya tidak terganggu oleh rumput- rumput yang tidak berguna.Tanam- tanamanan dipelihara yang harus dijaga jangan sampai dirusak atau dimakan oleh hama. Tanaman yang telah dimakan atau dirusak hama hendaklah diberi pembasmi hama. Usahakan agar tanaman mendapat sinar matahari dan dapat terkena hujan. Itulah sebagian di antara cara- cara menyayangi tumbuh- tumbuhan.

3. Akhlak terhadap Binatang.
Kita harus memiliki akhlak yang terpuji terhadap binatang. Alam hewani sengaja diciptakan oleh Allah bagi kepentingan makhluk hidup lainnya, khususnya manusia. Manusia juga dapat belajar mengenai bermacam hal dari hewan- hewan tersebut.

Hewan ada yang bersifat liar, jinak, atau hewan peliharaan. Ada juga hewan yang terbang di angkasa, berenang di air, tetapi semua itu adalah jenis makhluk yang memiliki banyak persamaannya dengan manusia yang merasakan lapar, haus, berkelamin, hidup berkelompok, dan sebagaimana kehidupan makhluk manusia.

Perhatikan friman Allah SWT Surah Al An’am ayat 38 sebagai berikut :
             •           
Artinya :
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.

Binatang ternak atau peliharaan atau binatang apa pun jenisnya yang dipelihara perlu disayangi. Cara menyayangi binatang peliharaan antara lain dengan memberinya makanan, menyediakan tempatnya (kandang) yang wajar, memelihara kebersihannya, menjaga kesehatannya, bahkan kalau mungkin mengobatinya apabila sakit sebagaimana yang dilakukan oleh kebun binatang pada umumnya.
Kebiasaan mengadu binatang- binatang tertentu sesungguhnya juga berarti menyiksa binatang tersebut. Terlebih apabila mengadu binatang dengan memakai taruhan karena perbuatan ini adalah judi, sedangkan berjudi termasuk dosa besar.
Binatang ternak yang akan dimakan dagingnya tentu harus disembelih lebih dulu. Menyembelih hewan pun ada peraturannya agar binatang yang disembelih tidak tersiksa. Di antara peraturan tersebut antara lain ketika akan menyembelih hendaknya memakai alat yang tajam, dan sebelum disembelih, binatang tersebut hendaklah diberi makan sampai kenyang. Semua ini menunjukkan kepada kita bahwa kita diperintahkan untuk menyayangi binatang. Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut :
b
Artinya:
"Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku baik atas segala sesuatu, maka apabila kamu membunuh (hewan) hendaklah membunuh dengan baik, dan apabila kamu menyembelih maka sembelihlah dengan baik, dan hendaklah kamu menajamkan pisaumu, dan hendaklah binatang sembelihan itu disenangkan (dengan cara memberi makan sebelum disembelih).” (HR Muslim).

Dengan demikian, kita boleh membunuh binatang yang membahayakan atau merugikan. Kita diperintah untuk mem¬bunuhnya, asal saja ketika melaksanakannya tidak di¬dahului dengan penyiksaan, seperti menyirami tikus dengan minyak tanah, kemudian baru membakarnya. Bunuhlah bina¬tang itu dengan alat yang menyebabkan ia segera mati sehingga ia tidak merasa ter¬siksa.
b

UZKUR
Agar iblis atau setan tidak menggoda diri kita, maka hendaklah kita meningkatkan kualitas diri dengan hal-hal berikut.
1. Berbuat kebajikan dengan kerelaan hati (QS 12: 22 dan QS 4:36)
2. lkhlas dalam beramal saleh (QS 2:152,153 dan QS 11: 115)
3. Sabar dalam menghadapi cobaan (QS 16: 110 dan 125 - 128)
4. Beriman dan bertawakal (QS 16: 99)
5. Tidak menyekutukan Allah swt (QS16: 100)
6. Menurut ilmu, memperdalam memahami Kitabullah (Al Quran) dan ilmu pengetahuan lain yang bermanfaat untuk dirinya, orang tua, dan umat.

4. Akhlak terhadap Makhluk Gaib
Selain Allah swt. menciptakan manusia, Dia juga menciptakan jin sebagaimana firman-Nya berikut ini.
b
Artinya :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.


Jin merupakan makhluk gaib yang harus kita imani. Perlu kita ketahui bahwa selain ada jin yang taat dan patuh kepada Allah swt., ada pula jin yang tidak patuh dan taat kepada Allah swt. Diantaranya yakni iblis atau setan. Iblis dan setan adalah makhluk Allah swt. yaitu sejenis jin yang diciptakan-Nya dari api yang sangat panas, jauh sebelum diciptakan-Nya Nabi Adam a.s. (lih QS Al Hijr: 26-27 dan QS Al Maidah: 56). Iblis dan setan selalu berupaya menggoda manusia agar manusia gagal mencapai tujuan hidupnya atau agar manusia sesat
(QS Al Hijr: 39 - 40, QS Sad: 82 - 83).
Setiap muslim dan mukmin wajib mengetahui dan menyakini adanya iblis atau setan yang mempunyai sifat-sifat buruk dan setiap saat menggoda hati manusia untuk tidak patuh dan taat kepada perintah Allah swt. seperti mengajak berbuat zalim, jahat, maksiat, dan ingkar. Hal tersebut harus dapat dimengerti dan diresapi serta dihayati agar manusia selalu waspa terhadap serangan, tipuan, dan godaan iblis atau setan. Mereka memang sudah mendapat izin dari Allah SWT untuk mengajak manusia kea rah keburukan hingga hari kiamat kelak,tetapi setan atau iblis tetap tidak mendapat ridha- Nya.

Adapun sistem kerja dari setiap iblis atau setan adalah seperti berikut ini.
a. Iblis atau setan bersifat gaib tetapi terlihat nyata keberadaannya setelah masuk ke dalam hati manusia yang menghasilkan gerak jasad untuk berbuat zalim, jahat, ingkar, dan maksiat.
b. Iblis selalu bersemayam di hati atau kalbu manusia dengan sifat- sifatnya yang merugikan seperti kecewa, mudah tersinggung, sakit hati, cemburu ,mudah marah, dengki, fitnah, sombong, malas, tamak, kikir, lupa diri, mabuk, dan ria.

Kita meyakini bahwa Allah swt. adalah Tuhan semesta alam dan Mahakuasa serta Maha berkehendak, sedangkan semua makhluk-Nya, termasuk jin, iblis, dan setan berada di dalam kekuasaan-Nya. Oleh karena itu, cara menyikapi adanya jin, iblis, dan setan adalah sebagai berikut.
a. Jangan menuruti langkah- langkah setan (lihat QS Al Bagarah Ayat 208).
b. Tidak terganggu dan terjebak dalam kehidupan jin, iblis, ataupun setan (lihat QS Al Hijr: 39 - 40 dan QS Sad: 82 - 83).
c. Berupaya keras dan sungguh-sungguh untuk menjadi orang ikhlas (lihat QS Al Baqarah: 152 - 153 dan QS Hud: 115).
d. Mohon perlindungan kepada Allah atas segala godaan iblis dan setan yang terkutuk sebelum memulai suatu pekerjaan (lihat QS An Nahl: 98 dan QS Fusilat: 36).
e. Mengingat Allah swt. (berzikir) setiap detik atau setiap saat di dalam hati tanpa mengundang ria serta selalu ingat akan sifat- sifat iblis (lihat QS Al Maidah: 190 - 191, QS An Nisa: 103, QS Al A'raf: 201, dan QS Al Bagarah: 152 -153).
f. MeIaksanakan segala perintah Allah swt. dan menjauhi larangan-Nya (lihat QS Al Bagarah: 186).
g. Bersyukur dan pasrah setiap menerima kejadian yang hakikinya sudah ditentukan oleh Allah (lihat QS Ibrahim: 7, QS As Saffaat: 61, dan Az Zumar: 39).

Khabar
Kiat- kiat iblis dan setan dalam menggoda manusia antara lain dengan memasukkan pertentangan-pertentangan yang ada dalam kehidupan manusia ke dalam hati, kalbu, pikiran, emosi, dan perasaan manusia sehingga menimbulkan perselisihan, permusuhan, dan perusakan. (lihat QS Al Isra: 53, QS Al Jasiyah: 23 QS Al Maidah: 91, dan QS Al A'raf: 56)

Ayah Rudi adalah seorang pekerja keras. Namun, setelah sekian lama ternyata keluarga Rudi masih hidup dalam kemiskinan. Rudi berpikir bahwa Allah tidak sayang kepada keluarganya. Menurutmu, benarkah bila kita berpikiran seperti itu? Bagaimana yang seharusnya kita lakukan? Jelaskanlah beserta alasannya!

Tazkirah
Di antara makhluk gaib yang diciptakan Allah adalah iblis atau setan. Mereka telah mendapat izin dari Allah swt. untuk menyesatkan jin dan manusia yang tidak beriman atau bertakwa kepada Allah swt. Iblis dan setan diberi kesempatan sampai dengan hari kiamat untuk selalu menggoda manusia dan keturunannya dengan membuiuk hati mereka sehingga mau melanggar segala larangan Allah swt. dan menjauhi segala perintah- Nya. Kita harus selalu memohon perlindungan kepada Allah dari segala godaan iblis dan setan yang terkutuk: sebelum memulai suatu pekerjaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar