Jumat, 20 Agustus 2010

SIFAT- SIFAT TERCELA

SIFAT- SIFAT TERCELA

Muqadimah
Pernahkah kamu merasa tidak senang bila temanmu mendapat kebahagiaan? Atau, selalu ingin diperhatikan bila memberi sedekah, ataupun menyakiti temanmu sehingga ia marah atau sedih? Hati- hatilah! Sikap tersebut adalah tanda- tanda perilaku hasud, ria, dan aniaya. Nauzubillah, kita harus segera memperbaiki diri agar tidak terjebak dalam perilaku tercela itu. Tentu kamu pun tidak ingin mempunyai musuh, bukan? Hidup akan terasa indah bila kita memiliki banyak orang yang menyenangi kita dan bukan sebaliknya.

Kompetensi Dasar
Terbiasa menghindari sifat- sifat tercela.

Indikator
 Siswa dapat menunjukkan sikap menjauhi sifat hasud.
 Siswa dapat menunjukkan sikap menjauhi sifat ria.
 Siswa dapat menunjukkan sikap menjauhi aniaya.

Adab
1. Bacalah Al Quran (5 - 10 menit) sebelum memulai pelajaran!
2. Awali pelajaran dengan doa belajar!
3. Jalinlah hubungan yang harmonis di lingkunganmu dengan menjauhi sifat hasud, ria, dan aniaya!
4. Tunjukkan sifat terpuji di mana pun kamu berada agar hidup tenang dan tidak mempunyai musuh!
5. Selesai belajar, biasakan membaca doa agar ilmu yang kamu dapatkan menjadi berkah!

Kitab suci Al Quran banyak menerangkan sifat- sifat dan akhlak atau terpuji. Rasulullah saw. Ketika salah seorang sahabat bertanya kepada Siti Aisyah (istri Rasullullah) mengenai bagaimana akhlak Rasulullah itu, Siti Aisyah mengembalikan pertanyaan kepada ¬sahabat nabi tersebut, "Bukankah Anda telah membaca Al Quran?" Aisyah kemudian mengatakan bahwa Al Quran itu mengandung contoh- contoh tentang akhlak Rasulullah yang sepa¬tutnya dijadikan suri teladan oleh umat manusia.
Di sisi lain, Al Quran juga mengemukakan dan memberi peringatan tentang akhlak- akhlak buruk atau tercela yang dapat merusak iman seseorang dan pada akhirnya akan merusak dirinya serta kehidupan masyarakat. Akhlak buruk itulah yang selalu ditunjukkan oleh kaum Quraisy dahulu untuk memojokkan kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah sebagaimana dilakukan oleh tokoh- tokoh Quraisy seperti Abu Jahal, Walid bin Mugirah, Akhnas bin Syariq, ¬Aswad bin Abdi Yaquts, dan lain- lain. Oleh karena itu, iman merupakan suatu pengakuan terhadap kebenaran dan harus dipelihara, dan ditingkatkan kualitasnya melalui sikap dan perilaku terpuji. Hadis Nabi Muhammad saw.

Artinya :
"Iman itu ialah melihat dengan hati mengikrarkan dengan lisan, dan mengerjakan dengan anggota (perbuatan)."
(HR Bukhari Muslim).

Menurut pemahaman hadis di atas, iman itu tidak cukup diyakini di dalam hati saja, rnelainkan harus diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan- perbuatan terpuji karena hal itu merupakan wujud nyata pengakuan iman seseorang. Keimanan seseorang akan rusak atau tidak manfaat apabila seseorang melakukan hal- hal yang dapat mengurangi bahkan merusak keimanannya. Di antara perbuatan atau akhlak yang tercela dan menyebabkan rusaknya keimanan adalah hasud, ria, dan aniaya.
Hadis Rasulullah saw. yang artinya Rasulullah saw. bersabda "Sesungguhnya iman dalam dada setiap kalian itu akan mengalami keusangan sebagaimana pakaian menjadi lapuk, maka mohonlah kepada Allah SWT, agar Dia memperbarui iman kalian." (HR Haitami)
Firman Allah swt. Surah Al Baqarah Ayat 42.

     •   
Artinya :
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu Mengetahui.(QS. Al Baqarah : 42)
A. Hasud
Dalam bahasa Arab, hasud berarti dengki. Dengki merupakan sifat tercela, yaitu sifat yang mengharapkan agar nikmat orang lain lenyap atau terhapus. Hal ini terjadi akibat dari rasa iri hati yakni sifat tidak senang jika melihat orang lain mendapat nikmat Allah atau kebahagiaan. Hasud adalah salah satu sifat iblis karena iblis menolak perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam a.s. yang telah mendapat anugerah Allah swt. menjadi khalifah.
Sifat tercela ini harus dihindari oleh semua orang, khususnya di kalangan generasi muda muslim karena jika sifat hasud ini terus menerus menjadi kebiasaan, tentu akan membawa akibat hancurnya kebaikan dalam diri seseorang akibat bertambahnya sifat rakus, tamak, dendam, serta rasa rmusuhan di dalam diri.
Hadis Rasulullah saw.


Artinya :
"Telah masuk ke dalam tubuhmu penyakit- penyakit umat dahulu (yaitu) benci dan dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur rambut." (HR Ahmad dan Turmuzi).

Dari hadis tersebut di atas, dapat dipahami bahwa hancurnya atau terpecahnya agama menjadi bercerai- berai saling membenci, bermusuhan, dan saling merusak disebabkan sifat benci dan dengki yang berkepanjangan di antara pemeluknya.
Agar kaum muslim diridai Allah swt., maka kita harus kembali menghayati Surah Ali Imran ayat 19 dan Surah Yunus Ayat 100 yaitu sebagai berikut.

Artinya :
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat- ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
(QS. Ali Imran : 19)


Artinya :
Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.(QS. Yunus : 100)

Intisari ayat tersebut mengandung arti bahwa pemeluk Islam yang diridai Allah ialah sebagai berikut :
1. Pemeluknya senantiasa tidak berselisih terhadap sesama manusia.
2. Pemeluknya senantiasa tidak dengki terhadap sesama manusia.
3. Pemeluknya senantiasa mengimani ayat- ayat Allah (Al Quran) serta melaksanakannya dalam "kehidupan sehari- hari”
4. Pemeluknya senantiasa menggunakan akal atau berpikir sebelum bertindak.

Dalam hadis lain Rasulullah saw. bersabda.



Artinya :
"Jauhilah dirimu dari sifat dengki karena sesungguhnya sifat dengki itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar." (HR Abu Daud).

Oleh karena itu, sifat dengki tidak bermanfaat bagi orang yang dengki karena dengki merusak amal kebaikan, sama halnya seperti api memakan kayu. Pendengki selalu gelisah dan tidak tenang karena hatinya tidak rela jika melihat orang lain mendapat kenikmatan dari Allah swt. Jika keadaan hati tidak tenang dan selalu gelisah, hal itu akan membahayakan kesehatan rohani maupun jasmani ¬dan mengakibatkan bahaya bagi orang lain karena dapat menimbulkan kebencian dan permusuhan serta kerusakan.
Oleh karena banyaknya akibat buruk yang ditimbulkan oleh sifat ini, maka kita harus berusaha menghindarinya dalam kehidupan sehari- hari baik di sekolah, di keluarga maupun di masyarakat. Sebaliknya, kita hendaknya turut merasa senang jika orang lain mendapat kenikmatan atau kebahagiaan.



B. Ria
Ria berasal dari bahasa Arab yang artinya "Memperlihatkan" atau terkenal dengan istilah "Memamerkan". Dari segi syara, Imam Al Hafiz Ibnu Hajar dalam kitabnya Fathul Bari mengatakan bahwa ria ialah ibadah yang dilakukan dengan tujuan atau maksud agar dapat dilihat orang lain ¬sehingga memuja pelakunya.

Uzkur
1. Allah berfirman dalam (Surah Ar Rum Ayat 41
Artinya :
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah meragakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS Ar Rum 14).

2. Agar tujuan hidup manusia yaitu selamat sejahtera, di dunia dan akhirat, maka hendaknya:
a. Rajin beribadah dan berkomitmen teguh melaksanakan syariat Islam/ rukun Islam;
b. Senantiasa gemar membaca, memahami, dan melaksanakan isi kandungan Al Quran dalam kehidupan sehari- hari;
c. Berbuat baik, peduli dengan sesama makhluk, aktif mengadakan bakti sosial, santunan, dan lain- lain yang sesuai dengan kemampuan masing- masing.

Ria merupakan sifat tercela karena melakukan amal perbuatan tidak untuk mencari rida Allah SWT melainkan untuk mengharap pujian orang lain. Dilihat dari bentuknya ria ada dua macam sebagai berikut :
1. Ria dalam Niat
Maksudnya adalah berniat sebelum melakukan pekerjaan agar pekerjaan tersebut dipuji oleh orang lain. Padahal niat sangat menentukan nilai suatu pekerjaan. Jika pekerjaan baik dengan niat karena Allah, maka perbuatan itu mempunyai nilai di sisi Allah, dan jika perbuatan itu dilakukan karena hal lain seperti ingin mendapat pujian, maka perbuatan itu tidak memperoleh pahala dari Allah swt. sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw.



Artinya: "Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya...." (HR Muslim).

Ria yang berkaitan dengan hati paling sulit untuk diketahui karena yang mengetahuinya hanya Allah semata.

2. Ria Perbuatan
Contoh perbuatan ini seperti ketika akan mengerjakan salat, seseorang tampak memperlihatkan kesungguhan dan kerajinan, namun alasannya karena takut dinilai rendah di hadapan guru atau orang lain. Dia melaksanakan salat dengan khusyuk dan tekun disertai harapan mendapat perhatian, sanjungan, dan pujian dari orang lain. Orang yang ria dalam salat akan celaka.
Firman Allah swt. dalam Surah Al Ma'un Ayat 4 - 7.

Artinya :
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (Yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, Orang- orang yang berbuat riya Dan enggan (menolong dengan) barang berguna (QS. Al Maun : 47)

Dalam firman Allah yang lain yaitu Surah An Nisa Ayat 142 dinyatakan sebagai berikut.

Artinya :
"Sesungguhnya orang- orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud ria (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah, kecuali sedikit sekali." (QS An Nisa : 142).



Ria yang berhubungan dengan perbuatan ini masih dapat dilihat sekalipun agak samar-samar. Bila kita mendapatkan orang yang demikian, kita tidak boleh berburuk sangka terlebih dahulu.
Beberapa ciri orang yang mempunyai sifat ria dalam perbuatan yaitu sebagai berikut :
a. Tidak akan melakukan perbuatan baik seperti bersedekah bila tidak dilihat orang.
b. Beribadah hanya sekadar ikut- ikutan. Hal itu pun dilakukan jika berada di tengah- tengah orang banyak. Sebaliknya, ia akan malas beribadah bila sedang sendirian.
c. Terlihat tekun dan bertambah motivasinya dalam beribadah jika mendapat pujian Sebaliknya, mudah menyerah jika dicela orang.
d. Senantiasa berupaya menampakkan segala perbuatan baiknya agar diketahui orang banyak.

Sifat ria dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Sifat ria yang membahayakan terhadap diri sendiri di antaranya ialah sebagai berikut.
a. Selalu muncul ketidakpuasan terhadap apa yang telah dilakukan.
b. Muncul rasa hampa dan senantiasa gelisah ketika berbuat sesuatu.
c. Menyesal melakukan sesuatu ketika orang lain tidak memperhatikannya.
d. Jiwa akan terganggu karena keluh kesah yang tiada hentinya.

Adapun bahaya ria yang dapat menimpa orang lain akan terlihat ketika orang yang pernah dibantunya kemudian diumpat, diolok-olok, dan dihina atau dicaci maki oleh orang yang membantu dengan ria. Dia mencaci maki atau mengungkit-ungkit pemberiannya karena disanjung dan dipuji atau karena tidak tercapai harapan sesuai dengan apa yang dikehendaki sehingga orang yang dicaci-maki itu akan tersinggung dan akhirnya terjadilah perselisihar permusuhan di antara keduanya. Oleh karena itu, perbuatan ria sangat merugikan karena Allah SWT tidak akan menerima dan memberi pahala atas perbuatannya.
Hadis Nabi Muhammad saw-. artinya :
Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, "Berfirman Allah swt., adalah yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barang siapa yang mengerjakan sesuatu amal saleh tetapi dalam amal itu dia menyebutkan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya (HR Muslim dan Ibnu Majah).
Firman Allah swt. Surah Al Bagarah Ayat 264.


Artinya :
Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya Karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, Kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (Tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. Al Baqarah : 264)

Begitulah bahaya dari sifat ria, bahkan ria itu dapat dikatakan sebagai syirik khafi artinya syirik ringan karena mengaitkan niat untuk melakukan sesuatu perbuatan kepada sesuatu selain Allah swt.

C. Aniaya
Aniaya dalam bahasa Arab disebut zalim yang berarti melampaui batas, keterlaluan, atau menempatkan sesuatu seperti mengucapkan, bertindak, atau beriktikad yang tidak pada tempatnya. Kezaliman dapat diartikan perbuatan yang melampaui batas batas kemanusiaan dan menentang atau menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan Allah swt.
Firman Allah swt. Surah Maidah Ayat 45.

Artinya :
Dan kami Telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.(QS. Al Maidah :45)

Seorang penguasa yang tidak memberikan bantuan atau pertolongan kepada rakyatnya yang sedang menderita atau tidak memberikan hak- haknya, maka penguasa tersebut telah berbuat zahin. Seseorang yang berkhianat terhadap temannya sendiri, juga dapat dikatakan telah berbuat kezaliman. Jadi, setiap orang yang memperlakukan orang lain yang bukan seharusnya dan bermaksud menyakiti atau menyusahkan, maka disebut zalim.
Ada tiga macam bentuk kezaliman, yaitu sebagai berikut :
1. Kezaliman terhadap Allah swt. Yaitu ingkar (kufur) terhadap Allah seperti mengaku beriman, tetapi hasilnya tidak (munafik) atau murtad (keluar dari agama Islam).
2. Kezaliman terhadap diri sendiri. Yaitu berbuat kedurhakaan atau melakukan perbuatan dosa seperti berzina, minum minuman yang memabukkan, meninggalkan salat, malas belajar, dan tidak mensyukuri segala nikmat dari Allah swt.
3. Kezaaliman terhadap sesama makhluk. Yaitu mencelakakan orang lain, merusak tumbuh¬- tumbuhan (lingkungan hidup), dan menyiksa hewan.

Taaruf
Ada beberapa tokoh di abad XX yang dalam sejarah terkenal tercela kepemimpinannya karena banyak membunuh orang atau lawan- lawan politiknya yaitu
 Adolf Hitler dari Jerman.
 Benito Mussolini dari Italia.
 Stalin dari Rusia.
 Francisco Franco dari Spanyol.

Mereka terukir namanya dalam sejarah dunia karena kekejaman¬nya.

Perbuatan zalim, (aniaya) terhadap orang lain bisa berbentuk penganiayaan yang bersifat fisik (jasmani) misalnya mencederai, melukai, dan menghukum secara tidak adil dan penganiayaan yang tidak bersifat fisik seperti mengganggu ketenangan dan ketenteraman orang lain, menumbuhkan keresahan masyarakat, meneror, menghina, mencaci- maki, memfitnah, menjatuhkan martabat dan mengambil hak- hak orang lain. Akibat yang akan ditimbulkan oleh perbuatan tersebut pasti tidak baik. Oleh karena itu, ajaran Islam mewajibkan umatnya agar berbuat baik, ramah, dan sopan santun, kepada semua makhluk Allah, khususnya sesama manusia.

Khabar :
1. Nabi bersabda, bahwa karena seekor kucing seorang wanita masuk ke neraka. Kucing itu diikatnya, tidak diberinya makan, tidak pula dilepasnya sehingga kucing itu mati
2. Pernah terjadi di Indonesia, hama wereng dan tikus merajalela sehingga ribuan hektar sawah tidak bisa dipanen. Setelah diselidiki oleh para ahli, ternyata di antara sebabnya adalah semakin jarangnya burung dan ular sawah. Burung banyak ditangkap dan ditembaki. Burung itu menjadi korban kezaliman manusia. Padahal peranan burung itu besar sekali. Mereka makan ulat dan hama yang menempel dan merusak padi. Sementara itu, ular sawah banyak ditangkapi karena ketamakan manusia. Dagingnya dimakan, darahnya diminum, dan kulitnya dijual. Akibatnya, tikus yang biasanya menjadi mangsa empuk ular- ular sawah, berkeliaran menghantam padi.
3. Kezaliman terhadap lingkungan banyak dilakukan oleh yang menamakan dirinya. Kita lihat di dalam bus yang awalnya bersih, dalam kereta yang tadinya rapi di dinding tembok yang catnya rapi menjadi coreng moreng oleh coretan- coretan kesombongan identitas dirinya. Tidak sedikit pula kaum pelajar yang terlibat dengan obat-obatan terlarang sehingga dirinya rusak dan keluarga terbengkalai. Sungguh sangat memprihatinkan.

Hadist Nabi Muhammad SAW :
Artinya :
Sesungguhnya Allah swt mewajibkan berbuat baik kepada segala sesuatu. Bila kamu membunuh, baik- baiklah cara membunuhnya. Bila kamu menyembelih binatang, baik¬- baiklah cara menyembelihnya. Hendaklah salah seorang di antara kamu menajamkan pisaunya, dan hendaklah ia mempercepat mati binatang sembelihannya."
(HR Muslim).
Firman Allah swt. Surah Al Maidah Ayat 33 :

Artinya :
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar (QS. Al Maidah : 33)

Untuk menghindari sifat aniaya kita hendaknya senantiasa mengingat pesan Allah yaitu bahwa Allah mengharamkan segala bentuk perselisihan, permusuhan, kedengkian, dan mengadakan perusakan terhadap sesama manusia dan alam semesta. Penganiayaan atau sifat zalim tidak akan diIakukan seseorang jika ia menghargai hak asasi manusia dan bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepadanya.

Fulan adalah seorang siswa SMU di kota B. Kebiasaan yang dilakukannya menunggu adik kelasnya pulang sekolah untuk kemudian dia meminta uang/ barang tertentu sering dia lakukan dengan cara paksaan. Adik kelasnya dengan terpaksa memberikan apa yang diminta Fulan. Namun kelasnya tidak berani melaporkan kepada guru di sekolah. Bagaimana menurut pendapatmu tentang perbuatan Fulan? Apakah sudah benar tindakan adik- adik kelas Fulan? Jelaskan dengan argumentasimu!

Tazkirah
Hasud merupakan sifat tercela yaitu sifat dengki yang mengharap¬kan agar nikmat orang lain lenyap atau terhapus. Orang yang memiliki sifat dengki akan mempunyai penyakit jiwa yang pengaruhnya dapat menghancurkan diri sendiri karena dia telah menyibukkan hatinya sendiri, melelahkan pikiran dan syaraf, hidup gelisah dan gundah, dan dunia akan terasa gelap dan sempit.
Seseorang dikatakan ria apabila ibadah atau amal salehnya tidak dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah, tetapi karena mendapat pujian dan san¬jungan orang lain.
Keburukan dari sifat ria antara lain sebagai berikut :
1. Ibadah yang dilakukan bukan karena Allah, tetapi karena ria sehingga tidak bernilai ibadah dan tidak mendapatkan pa¬hala.
2. Sikap ria tidak akan mendatangkan ketenangan, namun akan mendatangkan kekecewaan.
3. Sifat ria dapat me¬lemahkan kemauan dan pikiran.
4. Sifat ria dapat melemahkan iman, dan berdasarkan hadis Rasulullah, sifat ria dipandang sebagai syirik kecil.

Zalim adalah melampaui batas pada saat kita melakukan perbuatan terhadap makhluk Allah lainnya, khususnya terhadap sesama manusia.
Kezaliman dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut.
1. Zalim terhadap Allah swt.
2. Zalim terhadap diri sendiri.
3. Zalim terhadap sesama makhluk Allah.

Untuk mencegah dari sifat- sifat tercela seperti hasud, ria,hendaknya kita ¬memahami bahwa AIlah mengharamkan manusia untuk saling berselisih dengki, saling membenci, bermusuhan, dan mengadakan perusakan terhadap sesama manusia dan alam ¬lingkungan hidup di sekitarnya. Perselisihan, kedengkian, kebencian, permusuhan, dan perusakan adalah sifat iblis yang dimurkai ¬Allah swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar